Newest Post

// Posted by :DIANSYAH19 // On :Kamis, 27 Oktober 2011


Kutipan:
Kamis, 27 Oktober 2011 pukul 09:25:00

Tiga Hari ke Depan Curah Hujan Naik


Prima Restri,
Joko Suceno


JAKARTA -- Curah hujan diprediksi akan meningkat pada tiga hari ke depan dibandingkan pekan sebelumnya. Meski begitu, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) belum bisa memastikan berapa besar frekuensi peningkatan curah hujan itu.

Namun sebagai pembanding, frekuensi curah hujan yang turun dalam beberapa hari terakhir berkisar lima milimeter per jam hingga 25 milimeter. Kepala Bidang Informasi BMKG Harry Tirto Djatmiko mengatakan frekuensi curah hujan masih sangat fluktuatif alias berubah-ubah sehingga peningkatannya belum bisa dihitung.

Fluktuasi itu, kata Harry, biasa terjadi di setiap awal musim penghujan. Pertanda lainnya, hujan tidak terjadi setiap hari dan cuaca terkadang panas. ''Tapi, musim hujan sudah dimulai,'' ujar Harry di Jakarta, Rabu (26/10).

Pada awal musim penghujan, ujar Harry, hujan kerap turun antara siang dan malam hari dengan durasi singkat satu sampai tiga jam. Pada pagi hingga siang hari, udara akan terasa panas dengan kelembaban tinggi yang memicu panas dan pengap. Untuk beberapa hari ke depan, khusus wilayah Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi (Jabotabek), hujan masih terjadi di daerah selatan seperti Bogor, Depok, dan Jakarta Selatan. Hujan akan dibarengi kilat, petir, dan angin kencang dengan durasi singkat.

Di wilayah Bandung, Jawa Barat, permulaan musim hujan diperkirakan terjadi awal November kendati hujan sudah turun di sejumlah wilayah. Petugas BMKG Bandung Susi Yani meminta warga Bandung mewaspadai angin puting beliung yang terjadi di masa peralihan musim. ''Tapi makin dekat musim hujan, potensinya semakin kecil,'' kata Susi.

Potensi angin puting beliung di Bandung memang tak sebesar daerah lain yang mengelilingi Bandung. Menurut Susi, ruang terbuka dengan perbedaan vegetasi antara suatu daerah dan daerah sekitarnya menjadi tempat yang paling berpotensi terjadinya puting beliung. Daerah yang memiliki potensi besar puting beliung di Kota Bandung, yaitu di Ujung Berung dan Cibiru.

Kemarin siang hujan deras disertai angin kencang di Jakarta Timur mengakibatkan sejumlah pohon di Jalan Raya Inspeksi Kali Malang, Pondok Kelapa, Duren Sawit, tumbang. Angin juga menerbangkan atap sebuah toko dan warung di daerah tersebut. Akibatnya, Jalan Raya Inspeksi Kali Malang menjadi macet.

Pada saat musim hujan menjelang, Dinas Pekerjaan Umum (PU) DKI Jakarta masih sibuk menyelesaikan pembuatan beberapa saluran air untuk mencegah genangan. Kepala Bidang Pemberdayaan Sumber Daya Air Dinas PU DKI Tarjuki menyebutkan pengerjaan sedang berlangsung untuk saluran air di empat titik di Jalan Sudirman, yakni di sepanjang Senopati-Polda, depan Kampus Atmajaya, depan Ratu Plaza, dan underpass Semanggi.

PU Jakarta juga sedang menyelesaikan saluran air di Jalan Sisingamangaraja dan di kawasan Bendungan Hilir. ''Kita usahakan semua proyek pengerjaan genangan ini selesai Desember 2011. Namun saat SEA Games, pengerjaannya kita hentikan,'' ujar Tarjuki.

Lahar dan longsor

Sekitar 30 persen warga Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, atau sekitar 13 ribu jiwa bakal terancam aliran lahar dingin Gunung Merapi selama musim hujan. Khususnya, mereka yang tinggal di bantaran Kali Code di delapan kecamatan di Kota Yogyakarta. ''ancaman itu semakin nyata di musim penghujan,'' kata Wakil Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti.

Menurut Haryadi, pemkot telah membagikan sejumlah genset dan pompa air ke masyarakat di bantaran Kali Code. Menghadapi potensi bencana sekunder Merapi yang diperkirakan mengalami puncak pada Desember nanti, warga yang harus siap siaga meliputi delapan kecamatan, 13 kelurahan, dan 66 rukun warga. Selain peralatan, pemkot menyiapkan sistem evakuasi, penyelamatan warga, dan lainnya.

Sedangkan di kabupaten banyumas, Jawa Tengah, musim hujan bisa memberi ancaman bencana tanah bergerak dan longsor di 17 kecamatan. Kepala Seksi Geologi Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Kabupaten Banyumas Joko Nova menyebutkan sepanjang tahun lalu terjadi 117 kali kasus tanah bergerak dan longsor.  c04/yulianingsih/edy setiyoko/c17 ed: budi raharjo


 Keterangan :
Kesalahan pertama pada kutipan berita di atas adalah penggunaan bahasa asing yang tidak sesuai dengan EYD. Yang kedua adalah kesalahan pengetikan pada huruf setelah tanda kutip yang seharusnya menggunakan huruf kapital. Dan yang terakhir adalah kesalahan penggunaan huruf kapital yang seharusnya diberikan pada nama daerah/kota.



sumber:
http://Republika.com/

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

// Copyright © DIANSYAH19 //Anime-Note//Powered by Blogger // Designed by Johanes Djogan //