Newest Post
// Posted by :DIANSYAH19
// On :Selasa, 01 November 2016
A.
PERKEMBANGAN
TRANS JAKARTA
Di era
globalisasi dan pesatnya kemajuan zaman telah merubah gaya hidup masyarakat
khususnya didaerah perkotaan. Kepadatan penduduk, Kemacetan, dan sekian masalah
di daerah perkotaan telah menjadi makanan sehari-hari pemerintah kota. Banyak
program pemerintah untuk menangani masalah yang sering di hadapi masyarakat
perkotaan ini salah satunya adalah memperbaiki fasilitas transportasi umum demi
mengurangi kemacetan di perkotaan.
Trans Jakarta
atau lebih dikenal dengan sebutan Busway merupakan salah satu solusi pemerintah
ibukota DKI Jakarta untuk mengurangi angka kemacetan. Banyak terobosan yang
dilakukan untuk membuat minat orang atau merubah gaya hidup orang yang
sebelumnya sering menggunakan kendaraan pribadi untuk berpergian kini bisa
beralih menggunakan Trans Jakarta.
Transjakarta
—umumnya disebut Busway— adalah sistem transportasi Bus Rapid Transit (BRT)
pertama di Asia Tenggara dan Selatan, yang beroperasi sejak tahun 2004 di
Jakarta, Indonesia. Sistem ini didesain berdasarkan sistem TransMilenio yang
sukses di Bogota, Kolombia. Transjakarta dirancang sebagai moda transportasi
massal pendukung aktivitas ibukota yang sangat padat. Transjakarta merupakan
sistem BRT dengan jalur lintasan terpanjang di dunia (208 km), serta memiliki
228 stasiun BRT (sebelumnya disebut halte) yang tersebar dalam 12 koridor
(jalur), yang awalnya beroperasi dari 05.00 - 22.00 WIB, dan kini beroperasi 24
jam di sebagian koridornya.
Transjakarta
dioperasikan oleh PT Transportasi Jakarta. Jumlah tenaga kerja yang terlibat
dalam operasional Transjakarta (Pramudi, petugas bus, petugas stasiun BRT, dan
petugas kebersihan) sekitar 6.000 orang.[2] Jumlah rata-rata harian pengguna
Transjakarta diprediksikan sekitar 350.000 orang. Sedangkan pada tahun 2012,
Jumlah pengguna Transjakarta mencapai 109.983.609 orang.
Ide
pembangunan proyek Bus Rapid Transit di Jakarta muncul sekitar tahun 2001.
Kemudian ide ini ditindaklanjuti oleh Gubernur DKI Jakarta saat itu, Sutiyoso.
Sebuah institut bernama Institute for Transportation & Development Policy
(ITDP) menjadi pihak penting yang mengiringi proses perencanaan proyek ini.
Konsep awal dibuat oleh PT Pamintori Cipta, sebuah konsultan transportasi yang
sudah sering bekerjasama dengan Dinas Perhubungan DKI Jakarta. Selain pihak
swasta, terdapat beberapa pihak lain yang juga mendukung keberhasilan dari
proyek ini, di antaranya adalah badan bantuan Amerika (US AID) dan The
University of Indonesia’s Center for Transportation Studies (UI-CTS).
Transjakarta
memulai operasinya pada 15 Januari 2004, ditandai dengan peresmian Koridor 1,
dengan tujuan memberikan jasa angkutan yang lebih cepat, nyaman, dan terjangkau
bagi warga Jakarta. Sejak awal pengoperasian Transjakarta, harga tiket
ditetapkan untuk disubsidi oleh pemerintah daerah. Dalam rangka sosialisasi dan
pengenalan angkutan massal ini kepada masyarakat, pada 2 minggu pertama
pengoperasiannya (15-30 Januari 2004) pengguna Transjakarta tidak dikenakan
tarif. Mulai 1 Februari 2004, tarif Transjakarta mulai diberlakukan seharga
Rp2000. Pada tahun 2012, Dinas Perhubungan DKI Jakarta memutuskan untuk
menaikkan tarif Transjakarta seharga Rp3500.
Beberapa
pengembangan pasca-peresmian Koridor 1 terus dilakukan, antara lain lowongan
supir bus yang terbuka bagi perempuan, perbaikan sarana-prasarana bus dan
stasiun BRT, pemberlakuan zona khusus perempuan, penempatan petugas di dalam
bus, sterilisasi jalur Transjakarta dengan portal manual maupun otomatis, uji
coba sistem contra-flow (jalur Transjakarta yang berlawanan arah dengan jalur
umum yang bersinggungan), serta pelayanan bagi pengguna penyandang cacat.
Pada tanggal
21 April 2016, bertepatan dengan Hari Kartini, PT. Transportasi Jakarta
meluncurkan bus khusus perempuan. Ada dua bus khusus perempuan yang
diluncurkan. Bus tersebut berwarna putih-merah muda dan hanya beroperasi di
Koridor 1 saja. Sesuai dengan namanya bus tersebut hanya bisa dinaiki oleh
pengguna perempuan saja dan bus tersebut dikemudikan oleh pramudi perempuan.
B.
KEKURANGAN/
MASALAH
1. Armada
Trans Jakarta yang masih sedikit
2. Tidak
terintegerasinya antar Koridor TransJakarta
3. Kurangna
Sosialisasi dan adanya pengembangan aplikasi TransJakarta
C.
INOVASI
PENGEMBANGAN SISTEM TRANSJAKARTA
Untuk memberikan
kenyamanan bagi pengguna transportasi ini, perlu adanya sebuah sistem yang
dapat memberikan kemudahan untuk membantu setiap pengguna jasa transportasi
agar bisa mengetahui posisi dan kapasitas penumpang yang berada di dalam
TransJakarta.
Seiring dengan
kemajuan teknologi sistem informasi, Saya ingin memberikan sebuah konsep
aplikasi, dimana aplikasi ini akan memberikan informasi kepada pengguna jasa
transportasi TransJakarta agar dapat mengetahui setiap rute dari TransJakarta,
dan dimana keberadaan bus TransJakarta yang akan kita gunakan, serta mengetahui
berapa banyak jumlah penumpang yang dapat menaiki bus TransJakarta.
Dengan adanya
sistem informasi ini diharapkan pengguna jasa Transportasi TransJakarta dapat
terbantu dan tidak harus kebingungan ketika hendak berpergian. Sistem Informasi
ini dapat di letakan di setiap koridor TransJakarta dan dapat juga di akses
melalui smartphone.
Kemudahan yang diberikan melalui
sistem informasi ini, kita dapat melihat informasi bus yang akan kita gunakan
serta terdapat informasi sisa bangku atau kapasitas maksimal dari penumpang
bus. Sistem informasi ini juga memberikan kemudahan untuk penumpang bus
TransJakarta agar dapat mengetahu jumlah saldo yang ada pada kartu
TransJakarta.
Sumber :
https://id.wikipedia.org/wiki/Transjakarta