Newest Post
// Posted by :DIANSYAH19
// On :Senin, 03 Juni 2013
BAB 3
ANALISA,
PERANCANGAN
DAN CARA KERJA ALAT
Pada bagian ini akan dijelaskan
mengenai gambaran dari Simulasi Sistem Keamanan Museum Berbasis Mikrokontroler
ATMEL 89S51. Dimana akan dijelaskan secara blog digram, detail, serta
menggunakan flowchart.
3.1 Analisa Rangkaian Secara Blok Diagram
Pada bagian ini akan dijelaskan
bagaimana cara kerja alat secara blok diagram. Adapun gambar blok diagram dan
penjelasan tiap bagiannya terdapat pada Gambar 3.1.
3.1.1 VCC
Sumber
tegangan atau VCC yang digunakan dalam rangkaian ini sebesar 5 Volt. Sumber
tegangan ini digunakan untuk mengaktifkan rangkaian pada tiap – tiap blok
Simulasi Sistem Keamanan Museum ini.
3.1.2 Penghalang
pada Sensor Infrared
Sensor
infrared pada rangkaian digunakan untuk mendeteksi adanya penghalang.
Penghalang disini dikhususkan orang yang melewati sensor ini atau bisa disebut
pencuri yang akan memasuki ruangan museum.
3.1.3 Mikroswitch
Apabila
pencuri berhasil menembus sensor infrared maka sistem keamanan selanjutnya
berupa mikroswitch yang di letakan dibawah obyek benda pada museum.
3.1.4 IC LM324
LM
324 merupakan IC jenis komparator yang digunakan untuk membandingkan tegangan
yang ada pada blok sensor infrared yaitu pada kaki inverting atau kaki negatif
dan kaki non inverting atau kaki positif yang nantinya akan menentukan logika 1
(satu) atau 0 (nol) yang masuk ke mikrokontroler.
3.1.5 Mikrokontroler ATMEL 89S51
Mikrokontroler
Atmel 89S51 memiliki rangkaian minimum yaitu oscilator dan reset. Mikrokontroler
ini merupakan pusat pengolahan input dan output program. Program akan disini
digunakan untuk mengendalikan bagaimana output yang dinginkan programer dan
semua prosesnya nanti akan diproses seluruhnya oleh IC mikrokontroler ini.
Mikrokontroler ini memiliki 40 kaki, 4 PORT
yaitu PORT 0 – PORT 3 dan masing – masing PORTnya terdiri dari 8 bit.Pada mikrokontroler ini yang
digunakan sebagai input adalah PORT 3
dan outputnya pad PORT 2.
3.1.6 LED
Led merupakan jenis dari dioda yang
outputnya mengeluarkan cahaya. Pada rangkaian ini LED digunakan sebagai
indikator saat sensor infrared terhalang atau mikroswitch pada saat obyek benda
diambil oleh pencuri.
3.1.7 Buzzer
Buzzer merupakan komponen
elektronika yang langsung menghasilkan output berupa bunyi saat kaki positif
mendapat VCC dan kaki negatif mendapat Ground. Pada rangkaian ini buzzer
merupakan komponen utama yang
menghasilkan output yaitu suara yang akan memberi tanda bahwa ada pencuri yang
masuk kedalam museum ini. Berbeda dengan speaker buzzer tidak memerlukan
frekwensi dalam menghasilkan outputnya.
3.2 Analisa
Rangkaian Secara Detail
Berdasarkan gambar rangkaian penulis dapat melakukan analisa
rangkaian secara detail sesuai dengan cara kerja dan output yang dihasilkan.
Dalam perancangan sampai alat sistem
keamanan museum ini bekerja awalnya adalah mendapat aktifator atau sumber tegangan
5V yang digunakan untuk mengaktifkan rangkaian. Setelah mendapatkan tegangan atau
aktifator 5V selanjutnya adalah penekanan saklar keposisi On, hal ini dilakukan untuk menghindari hubungan pendek arus listrik
apabila langsung diberi tegangan yang terkadang ada kesalahan dalam pemasangan VCC dan Ground sehingga kita dapat melakukan pengecekan terhadap alat sebelum
bekerja.
Setelah tegangan dan saklar keposisi
On selanjutnya adalah sensor infrared
mendapat penghalang atau tidak. Sensor infrared ada di dalam rangkaian komparator
dengan menggunakan LM324 sebagai IC pembandingnya.
Rangkaian
komparator bekerja dengan membandingkan 2 buah tegangan yang masuk kedalam IC komparator disini menggunakan LM324.
2 buah tegangan tersebut adalah pada kaki inverting
(kaki input negatif) dan kaki non-inverting
(kaki input positif). Kaki inverting mendapat
tegangan dari photodiode dan infrared. Photodiode sebagai receiver atau penerima dan infrared sebagai transmitter atau pengirim. Infrared mengirimkan sinyal input ke
photodiode sebagai receiver jika terputus
atau terhalang oleh benda maka akan ada perubahan tegangan pada output
photodiode yang terhubung ke kaki inverting
yang kemudian akan dibandingkan dengan tegangan pada kaki non-inverting yang mendapat tegangan dari
kaki trimpot. Output dari LM324 ini akan mengirim logika 1 atau 0 ke PORT mikrokontroler. Berikut adalah gambar
rangkaian dari system keamanan museum :
Logika
1 atau 0 dikirim bertujuan sebagai masukan yang akan menghasilkan output sesuai
dengan program yang telah dibuat.
Rangkaian komparator mengirim logika 1 atau 0 berasal dari perbandingan kaki inverting yang mendapat tegangan dari kondisi
infrared dan photodiode, dan kaki non-inverting
yang mendapat tegangan dari trimpot. Kemudian saat logika 1 atau 0 itu dikirim
akan menghasilkan output berupa bunyi buzzer
dan Led sesuai dengan program
yang telah dibuat dan ditanamkan kemikrokontroler AT89S51. Untuk mensiasati terlalu
banyak PORT yang dipakai pada mynsis mikrokontroler AT89S51 penulis menggunakan IC 4072 atau IC
gerbang OR dengan 4 inputan.
3.3 Diagram
Alur (flowchart)
Berdasarkan gambar diagram alur (flowchart) di atas, dapat dijelaskan secara per blok diagram.
Penjelasanya adalah sebagai berikut :
-
Blok mulai adalah
dimulainya alur perjalanan atau bagaimana alat sistem keamanan ini dioperasikan.
-
Saklar On,
berupa blok kondisi. Jika kondisi saklar On
atau
logikanya “Ya” maka akan ke alur selanjutnya yaitu inisialisasi Port, jika saklar Off atau berlogika tidak
maka akan ke blok selesai atau alat dalam kondisi Off.
-
Setelah inisialisasi Port maka akan melanjutkan ke blok
kondisi yaitu blok sensor infrared terhalang ? Jika terhalang atau logikanya
“Ya” maka buzzer berbunyi dan led menyala. Kondisi led dan buzzer yang berbunyi
tersebut akan terus melakukan perulangan, perulangan tersebut maksudnya adalah
buzzer akan terus berbunyi dan led akan terus menyala sampai alat atau
mikrokontroler tersebut direset. Jika
infrared tidak terhalang atau logikanya “Tidak” maka akan ke blok alur
selanjutnya apakah benda terambil?
-
Kondisi apakah benda
terambil ? Jika logikanya “ya” atau benda tersebut terambil maka led menyala
dan buzzer berbunyi. Sama dengan sensor infrared kondisi led dan buzzer juga
akan terus melakukan perulangan sampai mikrokontroler direset. Jika logikanya “tidak” atau benda tidak terambil maka alur
selanjutnya adalah mencari kondisi lagi sampai sensor infrared terhalang atau
benda terambil.
3.4
Perancangan Alat
Perancangan
alat simulasi sistem keamanan museum ini dibuat hampir menyerupai seperti pada
keadaan nyatanya. Alat ini dirancang sesuai dengan keinginan dan output yang
diinginkan sesuai fungsi dan manfaatnya sebagai sistem keamanan.
3.4.1 Perancangan
Sensor Infrared dan Mikroswitch
Sensor
infrared merupakan sensor utama dari alat sistem keamanan ini dan mikroswitch
sebagai sensor tambahan yang digunakan sebagai inputan yang akan memberi logika
ke mikrokontroler yang kemudian akan diproses sebagai output. Berikut adalah perancangan
sensor tersebut :
3.4.2 Perancangan Proses pada Mikrokontroler
3.5 Cara Kerja Alat
Alat ini didesain
dengan sangat sederhana bahkan hanya dengan menggunakan 1 buah jenis sensor
yaitu sensor infrared serta menggunakan mikroswitch sebagai sensor tambahan
pada benda. Alat ini akan bekerja saat menerima tegangan sebesar 5 volt,
setelah menerima tegangan maka kondisi
selanjutnya adalah apa ada sensor yang terhalang atau tidak serta apa ada benda
terambil oleh pencuri maka akan ada tanda peringatan adanya pencuri yaitu
dengan bunyi buzzer serta nyala LED sebagai indikator jika suatu saat buzzer
mengalami kerusakan.
3.6 Cara Pengoperasian Alat
Cara pengoperasian alat
Simulasi Sistem Keamanan Museum ini
cukup mudah dan tidak terlalu sulit. Adapun hal –hal yang perlu dipersiapkan
adalah sebagi berikut.
1. Setelah
maket alat siap, persiapkan adaptor atau batere 9V sebagai aktifator atau
sumber tegangan. Lalu Saklar kita tekan ke posisi On.
2. Langkah
selanjutnya masukan obyek penghalang untuk menghalangi sensor infrared atau
kita ambil salah satu benda yang ada pada maket alat Simulasi Sistem Keamanan
Museum.
3. Setelah
tahap kedua kita lakukan maka akan ada output berupa nyala LED dan bunyi
buzzer. Untuk menetralkan atau mengembalikan ke kondisi awal kita ketan tombol reset pada mynsis
mikrokontroler atau dengan menonaktifkan alat dan menyalakan kembali
melalui saklar.
3.7 Uji Coba Alat
Ketika
perakitan semua komponen telah selesai maka tahap selanjutnya adalah uji coba
pada alat yang telah dibuat dan mikrokontroler yang telah diprogram juga.
Uji
coba dilakukan agar mengetahui apakah ada kesalahan pada proses perakitan atau
pemrograman serta apakah outputnya sudah sesuai dengan yang kita inginkan.
Tabel 3.1
Tabel
Uji Coba Alat
- Back to Home »
- TUGAS_SEMESTER4 »
- Tugas Proposal Penulisan Ilmiah 3 (PI)