Newest Post

// Posted by :DIANSYAH19 // On :Kamis, 29 September 2011



KUMPULAN PUISI TERKANAL
Bersama - sama bunga di gubah
Menjadi rangkaian halus pewangi
Dan pulang kita bersuka hati
Dikala surya terbenam merah

Di jalan simpangan kita berpisah,
Gubahan bunga gemetar di tangan
Dan sambil kita berpandangan
Jatuh rangkaian, dua berbelah
Ku ambil seutas, setengah lagi
Kau pegang erat, dan kau melompat.....

Dikala senja kujalan sendiri
Hanyalah bunga kau bawa lari
Mengirimkan wanginya ke arah ku lagi
Karya : Walujati
Pagiku hilang sudah melayang,
Hari mudaku sudah pergi,
Sekarang petang datang membayang,
Batang usiaku sudah tinggi

Aku lalai di hari pagi
Beta lengah di masa muda
Kini hidup meracun hati
Miskin ilmu, miskin harta

Akh, apa guna ku sesalkan
Menyesal tua tiada berguna
Hanya menambah luka sukma

Kepada yang muda ku harapkan
Atur barisan di pagi hari
Menuju ke arah padang bakti !
Karya : A. Hasymi
Berdiri aku di tepi pantai
Memandang lepas ke tengah laut
Ombak pulang, memecah berderai
Ke aribaan pasir rindu berpaut

Ombak datang bergulung - gulung
Balik kembali ke tengah segara
Aku takjub, berdiri termenung
Beginilah rupanya permainan masa

Hatiku juga seperti dia
Bergelombang - gelombang memecah ke pantai
Arus suka beralih duka
Payah mendapat perasaan damai....
Karya : Amal Hamzah
Bising gergaji mengoyak sepi dari hutan
Pohon - pohon tumbang
Mobil - mobil besar menggendongnya
Tergesa - gesa ke kota
Gunung dan lembah luka parah
Kulitnya terkelupas
Erang sakitnya merambah ke mana - mana

Burung -burung kehilangan dahan dan ranting
Enggan beryanyi lagi
Bila pun ada tegur sapa di antara mereka
Tentulah pertanyaan yang menyesakkan
Kemana kita harus mengungsi ?
Pohon - pohon perdu dan melata itu
Bukanlah tempat tinggal yang ideal
Kita perlu gunung yang teduh
Lembah yang indah
Bukan yang luka parah begini

KRAWANG-BEKASI

Kami yang kini terbaring antara Krawang-Bekasi
tidak bisa teriak "Merdeka" dan angkat senjata lagi.
Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami,
terbayang kami maju dan mendegap hati ?

Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu.
Kenang, kenanglah kami.

Kami sudah coba apa yang kami bisa
Tapi kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan arti 4-5 ribu nyawa

Kami cuma tulang-tulang berserakan
Tapi adalah kepunyaanmu
Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan

Atau jiwa kami melayang untuk kemerdekaan kemenangan dan harapan
atau tidak untuk apa-apa,
Kami tidak tahu, kami tidak lagi bisa berkata
Kaulah sekarang yang berkata

Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika ada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak

Kenang, kenanglah kami
Teruskan, teruskan jiwa kami
Menjaga Bung Karno
menjaga Bung Hatta
menjaga Bung Sjahrir

Kami sekarang mayat
Berikan kami arti
Berjagalah terus di garis batas pernyataan dan impian

Kenang, kenanglah kami
yang tinggal tulang-tulang diliputi debu
Beribu kami terbaring antara Krawang-Bekasi
Karya : Chairil anwar


DIPONEGORO

Di masa pembangunan ini
tuan hidup kembali
Dan bara kagum menjadi api

Di depan sekali tuan menanti
Tak gentar. Lawan banyaknya seratus kali.
Pedang di kanan, keris di kiri
Berselempang semangat yang tak bisa mati.

MAJU

Ini barisan tak bergenderang-berpalu
Kepercayaan tanda menyerbu.

Sekali berarti
Sudah itu mati.

MAJU

Bagimu Negeri
Menyediakan api.

Punah di atas menghamba
Binasa di atas ditindas
Sesungguhnya jalan ajal baru tercapai
Jika hidup harus merasai



Maju
Serbu
Serang
Terjang
Karya : Chairil anwar

sumber :
http://chairil-anwar.blogspot.com/
http://puisiterkenal.blogspot.com/

http://www.google.com

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

// Copyright © DIANSYAH19 //Anime-Note//Powered by Blogger // Designed by Johanes Djogan //